Kenali Antropomorfisme Sebagai Cara Curhat Yang Menyenangkan
Lebih baik curhat kepada hewan atau barang kesayangan, lebih terpercaya dan terjaga privasi kita.
SRAWUNG – Pernah nggak sih kalian berinteraksi
atau curhat dengan benda mati atau hewan peliharaan? Kalau pernah, berarti
kalian termasuk ke dalam kaum antropomorfisme. Perlu diketahui, antropomorfisme
adalah pemberian atensi dan perasaan yang dimiliki manusia kepada entitas
selain manusia.
Antropomorfisme
dianggap sebagai jalan keluar di saat kita tidak memiliki teman untuk tempat
curhat. Karena pada dasarnya seseorang kalau curhat, mereka hanya ingin
didengarkan, bukan malah mengadu nasib.
Sebenarnya
hampir semua orang pernah berinteraksi dengan hewan maupun benda mati melalui
suara dan perilaku. Biar mudahnya, saya kasih contoh sederhana. Saya punya
kucing. Terkadang kalau saya sedang buntu atau kesal terhadap sesuatu, saya
akan mencari kucing untuk saya jadikan tempat bercerita. Ya walaupun seekor
kucing tidak memberikan respons terhadap apa yang saya ceritakan, setidaknya ia
bisa menjadi pendengar yang baik. That’s antropomorfisme.
Mengapa
kita sebagai manusia melakukan antropomorfisme? Jawabannya satu, karena kita
adalah makhluk sosial. Secara insting manusia akan mencari cara untuk
berinteraksi. Entah itu dengan manusia atau hewan maupun benda mati. Tidak
mungkin manusia akan betah berlama-lama tanpa interaksi dengan makhluk lain.
Berlaku juga pada seorang introvert. Se-introvert-introvertnya seseorang, dia
pasti memiliki teman curhat. Entah itu teman dekat, hewan peliharaan, bahkan
barang kesayangan.
Jika
kalian pernah menonton film Keluarga Cemara 2 yang rilis pada tahun Juni tahun
lalu, antropomorfisme ditampikan ketika Ara curhat kepada ayam neon. Bahkan Ara
bisa mengerti maksud perkataan hewan tersebut. Tapi kalau sampai mengerti
perkataan dan maksud hewan disebut pet
directed speech. Pet direct speech memiliki bidang profesi yang disebut animal communicator.
Menurut
apa yang saya pahami, antropomorfisme hanya sebatas curhat tanpa mengerti
perilaku, pengucapan, dan simbol yang ditunjukkan hewan. Lebih dari itu,
disebut pet direct speech.
Jika
dibandingkan, lebih baik mana curhat dengan teman atau kepada hewan maupun
barang kesayangan? Jawabannya tergantung untuk dua hal. Pertama, lihat dulu
sekelilingmu dan kontak ponselmu. Kalau masih memiliki teman yang bisa
mendengarkan untuk curhat ya gunakan temanmu tersebut. Tapi kalau semua temanmu
kalau diajak curhat malah mengadu nasib, antropomorfisme malah menjadi pilihan
yang lebih baik.
Kedua,
apakah kamu memiliki tempat curhat lain selain manusia? Perempuan biasanya
memiliki boneka kesayangan dan laki-laki mempunyai hewan peliharaan. Kalau
punya, ya curhatlah kepada barang atau hewan kesayanganmu. Percayalah, mereka
tidak akan menyebarkan curahan hatimu itu kepada orang lain.
Saya
saranin deh, kalau kamu hanya ingin tempat bercerita saja, mending ke hewan
atau barang kesayangan. Dijamin lebih tenang dan tidak ada gangguan. Kamu bisa
meluapkan apa yang sedang kamu rasakan. Rasa sedih, bahagia, geram, kesal,
hingga marah bisa refleksikan sebaik mungkin. Tidak ada orang lain yang akan
mengganggu.
Pada akhirnya, antropomorfisme dianggap sebagai bawaan psikologis manusia. Dan hal tersebut wajar. Kalau ada orang yang menganggap curhat kepada hewan atau barang kesayangan itu gila, berarti orang tersebut perlu diberi pengetahuan perihal konsep curhat.
Sebagai penutup, coba sebutkan benda/hewan apa yang biasanya
kamu jadikan tempat curhat?
Baru tahu curhat ada istilahnya
BalasHapus