Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gunung Penanggungan Via Jolotundo - Tentang, Estimasi, Jalur, dan Sisi Lain

 

Gunung Penanggungan Via Jolotundo
SRAWUNG - Selain view cantik dan keindahannya, di sebelah basecamp Jolotundo juga terdapat petirtaan yang konon kualitas airnya terbaik nomor dua setelah air zamzam.

Tentang Gunung Penanggungan

Gunung Penanggungan terletak di perbatasan dua kabupaten yaitu Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan. Gunung ini memiliki ketinggian 1653 MDPL dan termasuk ke dalam gunung berapi kerucut yang sedang dalam masa istirahat.

Gunung Penanggungan memiliki lima jalur yang bisa dijadikan opsi untuk pendakian. Via Jolotundo, Tamiajeng, Kedungudi, Wonosuryo, dan Ngoro. Dua nama pertama adalah paling populer dibanding via lain. Terkhusus jika kalian memilih melewati via Jolotundo, kalian akan menemukan banyak sekali candi peninggalan kerajaan Majapahit di sepanjang jalur antara warung gubug hingga puncak.

Menurut penuturan warga lokal Jolotundo, biasanya ramai para pendaki melakukan pendakian di hari-hari libur atau pun weekend. Sekadar berbagi pengalaman, ketika saya kemarin melakukan pendakian di hari aktif, saya tidak menemukan pendaki lain di via Jolotundo. Baru saat di puncak, saya bertemu dengan pendaki lain yang melakukan pendakian via Tamiajeng.

Peta Gunung Penanggungan

Estimasi dan Simaksi

Perlu diketahui, estimasi berjalan yang dapat ditempuh dari pos perizinan hingga ke puncak terbilang cukup lama. Dari pos perizinan hingga ke Candi Guruh, yang biasa digunakan pendaki untuk nge-camp (sekitaran candi Guruh), memakan waktu tiga jam. Kemudian dari Candi Guruh menuju puncak Pawitra menghabiskan waktu satu jam setengah. Itu pun dengan keadaan saya yang tidak membawa tas carrier (tek-tok).

Sebenarnya ada banyak tempat nge-camp di Gunung Penanggungan dengan view cantik. Seperti di pos empat dengan lahan yang luas. Dari sini lahan terbilang cukup terbuka dengan view persawahan dan Kabupaten Mojokerto. Di sekitaran beberapa candi juga biasanya digunakan pendaki untuk nge-camp. Tapi ingat, jangan mendirikan tenda di area candi. Hal itu tertulis dalam peraturan yang telah ditetapkan.

Jika cuaca sangat mendukung dan cerah, kalian akan menemui view sangat sangat cantik di puncak Pawitra. Gunung Arjuna melambai dari atas. 

Untuk biaya pendakian Gunung Penanggungan termasuk terjangkau. Setiap orang dikenakan biaya sepuluh ribu. Berlaku nilai yang sama dengan parkir sepeda motor. Dan selepas melakukan laporan setelah pendakian, pendaki nantinya akan diberikan sebuah stiker Gunung Penanggungan. Buah tangan.

Jalur menurun dari puncak

Jalur Via Jolotundo

Mengenai pertanyaan apakah Gunung Penanggungan cocok untuk pemula atau tidak, mungkin saya bisa jelaskan mengenai jalur pendakiannya. Dari pos perizinan hingga ke Candi Guruh, jalur bervariasi. Terkadang landai, lebih sering menanjak. Banyak akar pohon yang bisa digunakan untuk pijakan ketika trek menanjak. Kontur tanah yang sedikit licin jika terkena gerimis atau hujan mungkin akan menjadi tantangan.

Sebagai gambaran dan perbandingan. Saya kemarin melakukan pendakian bersama Mansur. Saya menggunakan sepatu biasa sementara Mansur menggunakan sepatu hiking. Di trek dengan kontur tanah, beberapa kali sepatu saya selip dan sedikit terpeleset. Sementara Mansur dengan sepatunya aman dan nyaman saja. So, jika mendaki gunakanlah kelengkapan mendaki sebaik mungkin. Meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan.

Kemudian jalur dari candi Guruh hingga ke puncak Pawitra sangat menanjak. Banyak bebatuan di sepanjang jalur yang sedikit memberi keuntungan. Kaki dan stamina benar-benar harus dipersiapkan. Di sinilah kemarin saya sangat sering beristirahat dan mengambil napas sejenak. Karena benar-benar menguras energi. Namun jangan salah, di titik ini juga view cantik dari puncak Bekel dan Gunung Arjuna terlihat. Pun juga perkotaan di bawah sana.

Sekadar tambahan, Gunung Penanggungan memiliki sebuah warung yang terletak setelah pos dua dan hanya buka pada hari libur atau weekend.

Puncak pawitra

Sisi Lain Gunung Penanggungan

Selain keindahan dan jalur menantang via Jolotundo, Gunung Penanggungan juga sering disebut sebagai miniatur Gunung Semeru. Hal tersebut tak lepas dari kepercayaan dan cerita pada masa Jawa Kuno yang menyebut bahwa puncak dari Gunung Semeru itu sendiri dipotong oleh dewa untuk menyeimbangkan Pulau Jawa pada masa itu. Hal ini juga membuat Gunung Penanggungan termasuk dalam salah satu gunung suci bagi umat Hindu.

Jika telah singgah di Jolotundo tak lengkap rasanya jika tidak berkunjung ke pentirtaan Jolotundo yang tidak jauh dari basecamp. Harga tiket masuk 10.000/orang dan biaya parkir 5.000. Menurut  hasil penelitian Stuterheim, petirtaan Jolotundo  terdapat pancuran yang dulunya berasal dari teras kedua Petirtaan Jolotundo, dapat diketahui bahwa petirtaan ini merupakan simbol dari Gunung Penanggungan yang dikelilingi oleh delapan buah puncak yang lebih rendah dan memiliki arti simbolis sebagai replika gunung Mahameru. Hal ini tercermin pada jumlah jaladwara (pancuran) yang dulunya berasal dari teras ke dua diman ada tujuh buah. Baca lebih lengkapnya di sini.

Konon, kualitas air di petirtaan Jolotundo merupakan terbaik kedua di dunia setelah Air ZamZam di Mekah. Tak ayal, setipa harinya petirtaan Jolotundo banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun luar daerah. Jadi, apa salahnya setelah melakukan pendakian, kita menyegarkan badan di petirtaan Jolotundo.

Posting Komentar untuk "Gunung Penanggungan Via Jolotundo - Tentang, Estimasi, Jalur, dan Sisi Lain"