Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fase Grup Whatsapp Kelas Dari Semester Ke Semester

 

edit sendiri

Salah dua konsekuensi yang didapat oleh mahasiswa semester molor ialah sering dibandingkan dan tidak mempunyai teman di kampus. Beban tersebut semakin menambah saat melihat story whatsapp teman-teman seangkatan yang sudah pada bekerja dan pamer pencapaian. Itu rasanya seperti kecemplung sumur sore-sore. Kaget. Kok bisa ya teman-teman lain baru lulus langsung dapat kerja.

Saya sendiri saja yang baru semester sembilan ketika keluar rumah, pasti ibu selalu ngomong, “Kapan sidangnya?” Aduh, capek dengerinnya. Belum lagi saat ibu tahu kalau kampus sedang mengadakan wisuda, pasti ibu selalu nyindir, “Kamu kalau pakai toga pasti tambah ganteng.” Haish, embuh lah.

Grup whatsapp kelas juga begitu. Hening. Notifikasi seakan musnah dari grup tersebut. Sirna diseret kebutuhan dan keinginan. Tapi nih ya, kalau diperhatikan keheningan grup whatsapp kelas itu wajar-wajar saja. Toh juga bagian dari kehidupan. Ada kalanya sangat ramai. Sering kalinya sepi.

Ada perubahan yang sangat signifikan dari saat grup whatsapp kelas tersebut pertama kali dibuat hingga sekarang yang sudah masa akil baligh. Fase-fase fluktuatif dari ramai ke sepi itu sudah pasti ada, termasuk pada grup whatsapp kelas.

  • Semester 1 & 2

Saya masih ingat tuh, ketika semester satu dan dua bagaimana ramainya grup whatsapp kelas. Setiap hari, siang dan malam, ada saja obrolan dari teman-teman. Entah itu saling canda, agenda meet up, atau hanya sekadar lempar gosip.

Ya maklum saja, masa-masa awal-awal kuliah adalah masa perkenalan. Di masa ini juga kita harus melukis diri kta supaya mudah diterima oleh orang lain. Diajak ketemu selalu mau. Berangkat jajan tak pernah ketinggalan. Pergi ke bioskop selalu nonstop. Sekarang mah boro-boro. Dikirimi pesan saja balasnya lama. Udah kaya gunting kuku. Dicari enggak ada, kalau tidak dicari muncul begitu saja.

Semester satu dan dua juga menandai masa di mana kerekatan hubungan pertemanan itu masih sangat hangat. Tidak ada tuh yang namanya intrik internal maupun eksternal yang mengganggu jalannya stabilitas perkuliahan. Ada saja teman yang menyebar broadcast di grup, mengingatkan jadwal dan tugas kuliah.

Belum lagi saat ada teman yang ulang tahun. Informasi langsung menyebar cepat. Mulut emak-emak saat beli sayur kalah. Nah pada saat itu adalah waktunya untuk bersenang-senang bersama. Itu tandanya anak kos bisa menghemat pengeluaran. Karena teman yang ulang tahun itu akan mentraktir makanan.

  • Semester 3 & 4

Fase paling menyebalkan di grup whatsapp kelas ialah pada semester tiga dan empat. Karena pada masa ini mahasiswa akan tersortir. Akan ketahuan tuh mana mahasiswa yang ikut organisasi dan mahasiswa kupu-kupu. Mahasiswa yang organisasi banget, delapan puluh persen tidak akan aktif di grup whatsapp kelas. Mereka paling hanya sekadar membalas singkat informasi yang disebar teman sekelasnya.

Sementara tim hore grup whatsapp kelas akan dipegang penuh oleh mahasiswa kupu-kupu. Mau apa lagi? Tidak ada kegiatan lain setelah matkul.

Namun tingkat keramaian di grup akan berkurang. Mulai sepi. Palingan hanya ada informasi tentang dosen yang tidak masuk. Selain itu jangan berharap lebih. Tugas pun tidak ada yang mengingatkan di grup.

Urutan grup whatsapp kelas di beranda chat palingan berada di nomor sekian. Dalam fase ini grup whatsapp kelas akan kalah dengan grup tugas kelompok, grup organisasi, hingga grup nongkrong/geng kelas. Kan pasti ada tuh yang membuat grup-grup kecil di kelas. Nah biasanya berisi teman-teman yang sefrekuensi menurut pikiran dan tingkah polah kita.

Di sinilah peran mahasiswa kupu-kupu sangat dibutuhkan. Grup whatsapp perlu asupan keramaian. Ya walaupun hanya beberapa orang saja yang meluangkan waktunya untuk saling berbalas dan hanya bertahan paling lama satu jam, tapi hal tersebut sangat membantu. Jangan sampai grup whatsapp kelas mati sebelum waktunya.

  • Semester 5 ke atas

Saya menjuluki fase grup whatsapp kelas tahap ini adalah fase menyiapkan kematian. Inilah waktu yang tepat di mana kita sebagai penghuni grup tidak boleh menggantungkan kelanjutan kuliah pada grup whatsapp. Kita harus mencari infromasi sendiri. Atau paling tidak langsung japri ketua kelas.

Perlahan tapi pasti, semakin bertamhah usia semester kita, maka akan semakin sepi pula grup whatsapp kelas. Tugas kuliah individu, magang, KKN, sempro, ujian prkatek, hingga skripsi. Semua datang bertubi-tubi. Seperti serangan mulut tetangga yang selalu nanya kapan nikah.

Hanya ada dua kabar di grup whatsapp kelas. Informasi lowongan kerja dan undangan pernikahan. Selain itu tidak ada. 

Saran saya nih untuk teman yang menyebarkan informasi lowongan pekerjaan, mbok yo disertai nomor kontak ‘orang dalam’ di tempat tersebut. Biar memudahkan gitu lho. Sulit zaman sekarang dapat kerja tanpa bantuan orang dalam. Kan sehebat apa pun skil seseorang akan kalah dengan kekuatan orang dalam dan uang. Oh iya saya lupa, itu kan adanya di Bikini Bottom. Kalau di sini tidak mungkin kejadian hal-hal semacam itu.

Terakhir, di fase menjelang kematian ini, lebih baik arsipkan grup whatsapp kelas kalian. Kalau perlu bisukan selamanya. Karena percuma saja ditaruh di beranda chat, tidak akan ada pesan masuk. Eh, apa jangan-jangan teman-teman seangkatan kalian membuat grup whatsapp baru dan grup tersebut masih ramai tapi kalian tidak dimasukkan ke dalam grup tersebut. Coba cari tahu deh.

 


2 komentar untuk "Fase Grup Whatsapp Kelas Dari Semester Ke Semester"

  1. Ngingetin aku sama grup WA literasi juga begitu mah😭 awal rame, makin lama makin sepi. Kangen oy!

    BalasHapus