Review Novel "Ganjil-Genap" by Almira Bastari
Gimana
rasanya diputusin setelah berpacaran selama tiga belas tahun?
Hidup Gala yang mendadak jomblo semakin runyam ketika adiknya kebelet nikah! Gala bertekad pantang lajang menjelang umur kepala tiga. Bersama ketiga sahabatnya, Nandi, Sydney, dan Detira, strategi pencarian jodoh pun disusun. Darat, udara, bahkan laut “disisir” demi menemukan pria idaman.
Akankah
Gala berhasil menemukan pasangan untuk menggenapi hari-hari ganjilnya?
***
Novel
ini berkisah tentang Gala yang diputusin Bara setelah berpacaran selama tiga
belas tahun tanpa alasan yang jelas. Mengetahui adiknya yang masih muda akan
menikah, Gala kemudian terjun ke medan peperangan untuk mencari calon suami. Berbagai
macam cara dia lakukan. Mulai dari ikut pelatihan, liburan ke luar negeri,
pergi ke biro jodoh hingga main Tinder. Bahkan Papanya sempat memanggil dukun,
takut-takut kalau Gala ketempelan hal buruk. Apakah Gala bisa menemukan calon
suami pengganti Bara? Let’s read it.
Sebenarnya
novel ini sudah berada di rak buku saya sekitar satu tahun lalu. Tapi belum
saya baca. Hanya tergeletak malas bersama buku-buku yang lain. Baru saya buka
ketika beberapa hari yang lalu. Ini adalah pengalaman kedua saya membaca karya
Almira Bastari setelah sebelumnya saya membaca novel Resign.
Dari
kedua novel Mbak Almira yang pernah saya baca, saya menyadari bahwa ciri khas
tulisan lulusan University of Melbourne tersebut selalu on point di setiap babnya. Juga melibatkan banyak dialog yang
membuat pembaca seperti melihat dan merasakan adegan sesungguhnya dalam alur
tersebut.
Dari
novel ini juga saya jadi tahu bagaimana perilaku orang Jakarta yang gaul. Seperti
berbicara dengan campuran bahasa Inggris, makan di tempat-tempat hits, serta
menu makanan di restoran yang menggunakan bahasa asing. Tentunya nama
menentukan harga. Es teh sebenarnya harganya cuma tiga ribu. Tapi kalau namanya
diganti ice tea with medium sugar harganya
menjadi dua puluh lima ribu.
Satu yang paling saya sukai dari karakter Gala yaitu cara ngomongnya. Ceplas-ceplos dengan imbuhan lawakan kalau lagi kesel. Apalagi kalau ngobrol sama Nandi, pasti selalu ada aja leluconnya. Asyik aja dengar Gala berbicara. Enak kali ya punya teman atau pasangan seperti Gala ini, hehehe.
“Gue terkenal karena jadi pacarnya Bara, bukan sebaliknya? What an identity.” Page 73.
Di
setiap novel yang saya baca, saya selalu menandai interest character. Di novel ini saya memilih Nandi sebagai
karakter yang menarik di novel. Sahabat Gala yang maco tapi berada dalam circle perempuan. Terlebih kalau
memanggil sahabatnya dengan sebutan ‘babe’.
Terlihat kalau Nandi ini kemayu tapi sebenarnya tidak. Dia seperti cowok-cowok
pada umumnya. Punya pacar. Hobinya tenis. Nasihatnya yang terkadang terdengar ngaco, ternyata kejadian juga di
kemudian hari. Sahabat yang membantu Gala mencari idaman hati.
Novel
Ganjil-Genap membuat saya tahu tentang kepribadian INTJ berdasarkan teori
Myers-Briggs. INTJ itu introversion,
intuitive, thinking, dan judgment.
INTJ adalah sosok paling strategis. Mudahnya begini, seorang introvert yang
merasakan menggunakan intuisi, membuat keputusan dengan berpikir, dan melihat
dunia luar dengan penilaian. Kepala dulu baru hati. Karakter INTJ paling jarang
dimiliki perempuan. Populasi perempuan INTJ di dunia berkisar di angka 1%. Dan salah
tiganya ialah Gala, Sydney, dan Detira.
Dari
ketiga sahabat tersebut, Detiralah yang paling INTJ. Logikanya selalu masuk
akal. Hitungannya logis dan tepat. Mengandalkan statistik sebelum memutuskan
sesuatu. Bahkan Gala sering meminta bantuan Detira untuk menganalisis sikap
laki-laki yang tengah mendekatinya.
Ada satu momen yang menjadi favorit saya di novel ini. Ketika Aiman menyusul Gala ke Malaysia untuk berlibur selama dua bulan. Aiman rela meninggalkan prakteknya sebagai dokter gigi demi sang perempuan pujaan hati. Tapi sayang, Aiman ..... Baca sendiri deh, pokoknya seru.
“Aku belajar menerima kenyataan ini selama berada di negara lain. Jauh dari semua orang yang kukenal dan kegiatan yang biasa kulakukan. Aku tidak membutuhkan siapa pun. Hanya aku dan diriku sendiri. Bisa berbahagia nyatanya belum tentu bisa “digenapi” oleh orang lain.” Page 336.
Pesan
yang disampaikan jelas bahwa tidak ada yang tahu soal jodoh kecuali Tuhan. Gala
yang berpacaran dengan Bara sejak masih SMA hingga umur 29 tahun harus
berakhir. Sementara Gisha, adik Gala yang hanya menjalin hubungan dengan
pacarnya selama beberapa bulan saja bisa langsung menikah. Padahal baru lulus
kuliah.
Satu
lagi, kalau sudah putus dengan pacar jangan nge-block sosial media. Tetap ramah dan anggap just a friend. Siapa tahu ke depannya kita butuh bantuan mantan. Tengsin
lah kalau ketahuan sudah nge-block tapi
dibuka kembali. Dunia ini sempit. Banyak kemungkinan yang akan terjadi di masa
depan. So, stay cool.
Terakhir,
mengejar jodoh dengan alasan tuntutan tidak akan mendapat apa-apa. Seperti kata
Gala, perempuan baik mungkin harus menunggu untuk berakhir dengan pria baik
sementara pria baik mungkin harus menjalani proses karena sebelumnya memiliki
masa lalu yang jauh dari kata baik. Tidak memiliki pasangan bukan menjadikan
dunia ini akan berakhir. Age is just a
number.
Salam
literasi.
Posting Komentar untuk "Review Novel "Ganjil-Genap" by Almira Bastari"